Kami melayani pemesanan oleh-oleh khas Kalimantan, di antaranya, Lempok durian, Dodol salak, Rosella,Abon ikan gabus, tuna, kepiting, Rimpi, Keminting, Ilat Ikan, Gabin,Lampit, Sarung, Ayaman manik-manik,dan berbagai camilan dari Malaysia & Thailand.


Kerupuk amplang menjadi makanan khas Kalimantan Timur yang acapkali dibeli sebagai oleh-oleh terutama bagi para pengunjung dari luar Kaltim. Camilan ringan terbuat dari ikan ini terkenal dengan citarasanya yang gurih. Keberadaan toko amplang di kota tepian ini pun sudah sedemikian banyak. Hampir di sejumlah pelosok kota, kita bisa menjumpai toko yang menawarkan amplang dengan aneka citarasa serta harga yang variatif.


Toko amplang dapat dikunjungi dengan mudah di Jalan Slamet Riyadi. Di sini, toko amplang berderet di tepi jalan, dekat simpang muara, Teluk Lerong. Konon, Toko Amplang Salsabila Produk Karya Kita termasuk paling lama memproduksi kerupuk ikan ini. Hj. Fatima, pemilik toko tersebut, mengatakan usaha industri rumahan ini sudah ada sejak 1970-an. "Usaha produksi amplang ini dilakukan secara turun-temurun. Saya sendiri meneruskan usaha bibi saya," ucap ibu dari empat orang anak ini.

Usaha industri rumahan ini termasuk yang mampu bertahan dari gempuran krisis ekonomi 1997 lalu. Fatima mengutamakan tiga aspek dalam memasarkan produknya ini agar tetap diminati para pelanggan. Pertama, ia memberikan citarasa berbeda terhadap produk amplang yang dihasilkan. "Saya sudah menyiapkan aneka rasa dalam produk amplang ini, seperti ikan tenggiri, ikan pipih dan ikan biji nangka," tuturnya. Masing-masing rasa memiliki keunggulan dan kekhasan sendiri.

Kedua, ia selalu mengutamakan pelayanan yang bersahabat dan ramah. Ketiga, tak kalah pentingnya, ia memberikan harga spesial bagi pelanggan yang membeli amplang di tokonya. Harga amplang yang ditawarkan relatif lebih murah mulai Rp 3.000-35.000.

Tiap pembelian 10 bungkus amplang dengan harga sama bakal mendapatkan gratis satu bungkus senilai harga tersebut. "Jika pelanggan membeli 10 bungkus amplang harga Rp 3.000, kami akan memberikan gratis amplang harga Rp 3.000. Ini tidak dijumpai di tempat lain," tuturnya.

Pada awal merintis 1990-an, ia mengaku memiliki modal Rp 10 juta untuk memulai usaha ini. "Kami juga tak luput mengalami pasang-surut di tengah perjalanan. Alhamdulillah, usaha ini tetap bertahan hingga sekarang," ucapnya.

Kini ia memiliki 20 orang karyawan untuk membantu usaha amplang ini. Untuk keperluan bahan baku, seperti ikan tenggiri, ikan pipih, tepung, garam dan bumbu lainnya, ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 15 juta per bulan. Sedangkan keuntungan yang didapat mencapai sedikitnya Rp 30 juta per bulan.

"Sedikit-banyak keuntungan yang didapat, kami selalu bersyukur," kata Fatima. Dalam sehari, ia bisa memproduksi amplang sebanyak 1-2 kwintal. Tiap sebulan hanya seminggu ia tidak memproduksi amplang. Produk amplangnya ini sering pula dipesan orang dari luar Kaltim, terutama Jawa. (*/Tribun Kaltim/Rahmat Taufik)


Source : http://www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/2957.html

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...